About our Daycare and Kindergarten


 

PHILOSOPHICAL BACKGROUND

Berawal dari pengalaman pendiri Pusteblume Daycare dalam membesarkan anak selama beberapa tahun di Jerman, keinginan untuk membuat sebuah taman penitipan anak berkualitas timbul. Dari pengalaman tersebut, kami memimpikan sebuah daycare yang bukan sekedar tempat untuk menitipkan anak namun juga merupakan sebuah tempat untuk mendampingi, mengamati dan memberikan yang terbaik bagi anak agar tumbuh-kembang di masa keemasannya optimal namun tidak dengan memberikan beban dan target yang berat bagi anak.

Program pengasuhan anak di Pusteblume Daycare didasarkan pada model perkembangan anak yang mengadopsi prinsip kurikulum Waldorf (Jerman) dikombinasikan dengan kearifan lokal Yogyakarta dan Indonesia. Belajar melalui bermain digunakan sebagai landasan pengembangan kurikulum. Pengasuh dan pendidik memberikan perlindungan, keamanan, stimulasi tumbuh-kembang, dukungan, batasan-batasan, dan kasih sayang.

Tujuan utama sistem pendidikan di Pusteblume Daycare adalah membantu anak-anak untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih mandiri, percaya diri, mempunyai sopan santun dan menghargai orang lain serta karakter baik lainnya. Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi segala macam pengalaman dalam suasana kelas yang terbuka. Mereka boleh memilih kegiatan yang sesuai dengan usia termasuk perkembangan bahasa, keterampilan, dasar-dasar pengetahuan tentang alam sekitar, dan bermain peran. Kami menyadari bahwa anak-anak berkembang pada tingkat yang berbeda dan memiliki kepentingan yang berbeda, oleh karena itu rasio pendamping-anak ditetapkan dengan tepat sehingga memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan individu setiap anak.

Visi

Menjadi Taman Penitipan Anak (daycare) terbaik sebagai mitra terpercaya bagi orangtua dalam mendampingi, mengasuh, dan mendidik anak agar sehat secara mental dan fisik, cerdas, kreatif, mandiri, dan disiplin.

Misi

  1. mendampingi, merawat, membimbing, dan mengasuh anak dengan kasih sayang,
  2. mengoptimalkan pertumbuhan anak sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya,
  3. menyediakan “rumah kedua” bagi anak agar tumbuh di lingkungan yang aman dan nyaman,
  4. membentuk karakter anak dengan metode pembiasaan untuk menumbuhkan sikap mandiri, disiplin, jujur, sopan, dan menghargai orang lain, serta
  5. menumbuhkan sikap kreatif dengan pola pembimbingan bermain dan belajar.

Pusteblume mengadopsi konsep pendidikan Waldorf yang digagas oleh Rudolf Steiner. Pendekatan Waldorf mengakui manusia sebagai tiga bagian: pikiran, jiwa, dan tubuh. Kami berusaha mendidik tiga kesatuan itu dalam persiapan hidup yang bermakna dan bertujuan. Kegiatan pendidikan anak usia dini dengan pendekatan Waldorf mempertimbangkan kebutuhan anak sesuai tahapan usianya. Dalam tiga tahun pertama, pendidikan berbasis pada pengembangan kegiatan fisik (motorik kasar dan halus).

Pada tahapan selanjutnya, anak-anak dirangsang untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Selanjutnya, menjelang masa sekolah, anak-anak dikembangkan sisi kognitifnya.

Membesarkan anak bukanlah suatu kompetisi atau perlombaan adu cepat. Kami percaya, pendekatan yang sesuai fitrahnya dan tidak memaksakan aneka kompetensi, jauh lebih bermakna untuk masa depan anak. Sekali lagi, raising children is a profession where you have to understand how to lose time, in order to gain time.

WHAT IS PUSTEBLUME?

Pusteblume (pus-te-blu-me) adalah bahasa Jerman dari bunga dandelion (taraxacum). Bunga ini yang memiliki “bunga-bunga” kecil yang bisa terbang ditiup angin. Bunga-bunga kecil ini sesungguhnya adalah biji dari tumbuhan dandelion. Biji yang tertiup angin ini bisa tumbuh dimanapun dia jatuh, bagaimanapun kondisi tanahnya.

Pusteblume Daycare berharap, kami dapat ikut mendampingi dan mengasuh anak-anak untuk menjadi anak-anak yang mampu mandiri dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimanapun dia berada…just like a dandelion flower!

"There are two things children should get from their parents: roots and wings." Johann Wolfgang von Goethe

“Raising children is a profession where you have to understand how to lose time in order to gain time.” Jean-Jacques Rousseau

 

 

CERITA DARI JERMAN | Majalah NADI 27/2020 Pusteblume Daycare 

Saya dan suami sama-sama menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 bidang teknik sipil di Jerman. Di Jerman ada dukungan besar untuk ibu dan anak dari sebelum melahirkan, saat melahirkan, pasca melahirkan, merawat, mengasuh dan mendidik anak. Bagi kami, dua kali melahirkan dan mengurus anak selama studi di Jerman tak kalah serunya dengan pengalaman bersekolah itu sendiri.

Walau mengurus dua balita, kami harus tetap menyelesaikan sekolah. Bantuan terbesar kami dapat dari daycare (Kindertagesstaette). Mendapatkan tempat penitipan anak di Jerman bukanlah hal yang mudah. Kami mendaftarkan anak pertama kami, Carla, saat dia berusia 5 bulan dalam kandungan dan baru mendapatkan tempat saat berusia setahun. Hadrian, anak kedua kami, lebih beruntung. Karena sebagai adik, ia masuk menjelang usia sepuluh bulan.

TPA merupakan mitra kami membesarkan anak-anak di Jerman. Para pendidik di sana mempunyai pengetahuan yang sangat luas dan kompeten tentang tumbuh kembang anak, dan tak segan berbagi tips mengurus anak. Pendidikan di TPA mengajarkan rasa percaya diri, tanggung jawab, kemandirian dan juga pembelajaran kolaboratif pada anak. Selama kami berdua bersekolah, anak-anak kami cukup mandiri berkat didikan TPA.

Selesai studi, selain banyak mendapat ilmu di bidang profesional kami, kami juga mendapat banyak ilmu sebagai orangtua. Kami ingin mengajak orangtua lain untuk percaya diri dalam membesarkan anak, serepot apapun mereka. Berbekal ilmu pengetahuan yang kami serap dari bidan, dokter anak, dan guru-guru PAUD selama di Jerman, kami dibantu oleh temanteman (psikolog, pendidik PAUD, fisioterapis, dokter anak, dokter gigi dan perawat) merintis proyek idealis: Pusteblume Daycare, Yogyakarta. Kini sudah empat tahun Pusteblume Daycare berdiri, dengan tiga puluhan siswa dan sembilan pendidik. Sesuai misi awal, selain mendidik anak-anak yang mandiri, kami selalu konsisten mengompori orangtua, terutama para ibu, untuk tetap melanjutkan pendidikan dan berkarya.

Suwartanti Nayono menempuh pendidikan S1 di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Dia melanjutkan pendidikan Master di Resources Engineering, Universitaet Karlsruhe (TH) pada tahun 2002-2004 dengan beasiswa DAAD. Pada tahun 2008-2014 Suwartanti bekerja sebagai peneliti di Institute for Technology Assessment and System Analysis (ITAS), Karlsruhe Institute of Technology dan memperoleh gelar doktor dari Faculty of Civil Engineering, BauhausUniversitaet Weimar. Saat ini dia bekerja menjadi peneliti dan dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

BLICKE AUF DEUTSCHLAND | Das Magazin für DAAD-Alumni in Indonesien NADI 27/2020 Die Kindertagesstätte Pusteblume

Mein Mann und ich haben beide unsere Ausbildung mit einem Master- und Doktortitel in Bauingenieurwesen in Deutschland abgeschlossen. In Deutschland gibt es große Unterstützung für Mutter und Kind vor, während und nach der Geburt, und für die Betreuung, Versorgung und Erziehung von Kindern. Für uns waren zwei Geburten und die Versorgung der Kinder während des Studiums in Deutschland nicht weniger aufregend als die Studienerfahrung selbst.

Obwohl wir zwei Kleinkinder versorgten, mussten wir auch noch das Studium beenden. Die größte Unterstützung erhielten wir durch eine Kindertagesstätte. Einen Platz in einer Kindertagesstätte in Deutschland zu bekommen, ist nicht einfach. Wir haben unser erstes Kind, Carla, angemeldet, als sie 5 Monate im Mutterleib war, und erst als sie ein Jahr alt war, haben wir einen Platz bekommen. Hadrian, unser zweites Kind, hatte mehr Glück. Denn als jüngerer Bruder konnte er im Alter von zehn Monaten aufgenommen werden.

Die Kindertagesstätte war unser Partner bei der Kindererziehung in Deutschland. Die dortigen Erzieher verfügen über ein sehr breites und kompetentes Wissen über die Entwicklung von Kindern und geben Tipps zur Kinderbetreuung. Die Erziehung in der Tagesstätte vermittelt Kindern Selbstvertrauen, Verantwortung, Unabhängigkeit und kooperatives Lernen. Während wir beide studierten, waren unsere Kinder dank der Ausbildung in der Tagesstätte ziemlich selbständig.

Nach Ende unseres Studiums hatten wir nicht nur viel Wissen in unseren Berufsgebieten, sondern auch viele Kenntnisse als Eltern. Wir möchten an andere Eltern appellieren, ihre Kinder mit Selbstbewusstsein großzuziehen, egal wieviel Mühe sie machen. Ausgestattet mit dem Wissen, das wir in Deutschland von Hebammen, Kinderärzten und Kleinkinderziehern aufgesaugt hatten, halfen uns Freunde (Psychologen, KleinkindPädagogen, Physiotherapeuten, Kinderärzte, Zahnärzte und Krankenschwestern), einem idealistischen Projekt den Weg zu bahnen: der Kindertagesstätte Pusteblume in Yogyakarta. Jetzt besteht Pusteblume schon seit vier Jahren und hat dreißig Schüler und neun Erzieher. Entsprechend unserer Mission ermutigen wir von Anfang an die Eltern, insbesondere die Mütter, neben der Erziehung selbständiger Kinder auch ihre eigene Ausbildung und Arbeit stets fortzusetzen.

Suwartanti Nayono studierte Bauingenieurwesen an der Gadjah Mada Universität in Yogyakarta, Indonesien. Von 2002 bis 2004 absolvierte sie mit einem DAAD-Stipendium ein Masterstudium in „Resources Engineering“ an der Universität Karlsruhe (TH). Von 2008 bis 2014 forschte Suwartanti am Institut für Technikfolgenabschätzung und Systemanalyse (ITAS) des Karlsruher Instituts für Technologie und promovierte an der Fakultät für Bauingenieurwesen der Bauhaus-Universität Weimar. Derzeit arbeitet sie als Forscherin und Dozentin an der Abteilung für Bauingenieurwesen und Planungspädagogik der Fakultät für Ingenieurwissenschaften der Yogyakarta State University.